Organization

Manajemen Personalia



I.                   PENDAHULUAN
Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat penting bagi organisasi. Dalam pengembangannya, organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan demikian pengelolahan sumber daya manusia harus dilakukan secara profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human Resource Departemen (Manajemen Sumber Daya Manusia). Manajemen Sumber Daya Manusia atau lebih dikenal dengan Manajemen Personalia yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau kepegawaian.
Oleh karena itu demikian banyak faktor yang merupakan aspek dalam kehidupan manusia dalam hubungannya antara satu dengan yang lain, maka untuk mengembangkannya perlu pengetahuan tentang pesikologi, hubungan tentang manusia, agama, adat-istiadat, dan sebagainya. Memang harus kita akui bahwa masa kecil suatu perusahaan, maka makin kecillah peranan personalia. Sebaliknya dengan makin besarnya suatu perusahaan maka makin besarlah peranan manajemen personalia. Hal ini tidak dapat dipungkiri sebab semakin besar suatu perusahaan maka cenderung makin besar jumlah personalianya. Dan ini berarti makin dibutuhkannya administrasi, pengurus dalam kebijakan-kebijakan yang lebih baik dan sebagainya. Hal inin disebabkan karena makin besarna jumlah personalia, bukan hanya makin besar jumlah yang harus dikerjakan tetapi cenderung makin kompleks pesoalan yang dihadapi.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian personalia?
B.     Apa tujuan dan prinsip dari personalia?
C.     Apa fungsi dan tugas personalia?
D.    Bagaimana proses penyususna dari personalia?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian personalia
Personalia ialah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Sedangkan Istilah personalia,yaitu prsonil atau kepegawaian yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi.[1]
Sedangkan dalam arti lain yang dimaksud manajeman sumber daya manusia adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang bersumber dari manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Drucker, merintis jalan kearah falsafah manajemen sumber daya manusia dan program sumber daya manusia harus dimasukan sebagai sasaran dan rencana strategis dari perusahaan.[2]
Menurut Made Pidarta, personalia ialah semua anggota yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam hal ini disekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Oleh  karena itu personil sekolah tentu saja meliputi unsure guru yang disebut tenaga edukatif dan unsure karyawan yang disebut tenaga administrative.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli manajemen tersebut, peneliti mencoba untuk merumuskan manajmemen personalia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengawasan kegiatan-kegiatan dan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi pengintegrasian dan pemeliharaan, agar tercapai diberbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
 Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru. [3]

B.     Tujuan Manajemen Personalia
   Tujuan Manajemen Personalia ialah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan ini tidak lain adalah lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu hasil, produk, atau produksi. Hasil atau produksi suatu lembaga atau badan usaha tidak mesti berupa barang, tetapi juga berupa jasa, tenaga kerja (lembaga-lembaga pendidikan) atau juga berupa peraturan-peraturan atau Undang-Undang (Lembaga Legislatif).
   Disamping tujuan yang berupa hasil diatas, dalam manajemen personalia masih ada tujuan lain yang ingin di capai. Tujuan ini disebutkan dalam definisi sebagai adanya kepuasan hati pada diri para pekerja. Tujuan ini berorientasi pada manusia (kemanusiaan) atau pekerja/pegawai.
   Dengan demikian tujuan dari mana personalia ialah mendayagunakan tenaga kerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka.[4]
Prinsip-prinsip Personalia dalam Organisasi
Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian yaitu:
1. Division of work
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat berkembang maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.
2. Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta kepatuhan.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang) harus diberikan kepadanya.
3. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
4. Unity of command
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.
5. Unity of direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities having the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memfokuskan usaha.
6. Subordination of individual interest to general interest
Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.
7. Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Di samping itu agar pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan.
8. Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.
9. Scalar chain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah.
10. Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.
11. Equity
Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.
12. Stability Of Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.
14. Ecsprit de Corps
“Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk merealisir pembahasan itu. [5]
C.    Fungsi Personalia
Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:
1.       Forecasting
Forecasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
2.      Planning termasuk Budgeting
Planning sendiri berarti merencanakan atau perencanaan, terdiri dari 5, yaitu :
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
d. Mengembangkan alternatif-alternatif
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.[6]
3. Organizing
Dengan ini dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi. Dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian terdiri dari :
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
4. Staffing atau Assembling Resources
Sedangkan assembling resources dikemukakan William Herbert Newman. Istilah itu cenderung mengandung arti : staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
5. Directing atau Commanding
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[7]
6. Leading
Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating
Salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan pertemuan-pertemuan dalam mana diberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.[8]
8. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
9. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.
10. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.
Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.[9]
TUGAS PERSONALIA
           Penggunaan rasional Sumber-sumber Daya Manusia menentukan laju pertumbuhan produksi dan perbaikan tingkat hidup masyarakat. Tugas pokok daripada perencanaan penggunaan rasional sumber-sumber daya manusia adalah menjamin kesempatan kerja penuh bagi angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan perekonomian nasional.
          Kriteria umum daripada pendistribusian rasional dan penggunaan efektif sumber-sumber daya manusia dalam keseluruhan perekonomian nasional adalah tingkat pertumbuhan optimal produksi dan pemuasan kebutuhan masyarakat dengan penuh, dimana pengeluaran tenaga manusia minimal dan tersedianya kesempatan kerja bagi angkatan kerja. [10]  

D.    Proses Penyusunan Personalia
           Proses penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang tepat. Fungsi ini dilakukan dalam dua tipe lingkunagn yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh faktor diluar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhiny. Dan kedua, yang terdiri dari dua unsure-unsur didalam organisasi. Langkah-langkah proses ini mencakup:
1.      Perencanaan sumberdaya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
2.      Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia.
3.      Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan diantara calon-calon personalia   .
4.      Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancer dalam organisasi.
5.      Latihan dan pengembangan, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan perseorangan dan kelompok untuk mendorong efektifitas organisasi.
6.      Penilaian pelaksanaan kerja, dilakukan dengan membandingkan antara pelaksanaan kerja peseorangan dan standar-standar atau tujuan-tujuan yang dikembangkan bagi posisi tersebut.
7.      Pemberian balas jasa dan penghargaan, yang disediakan bagi karyawan sebagai kompensasi pelaksanaan kerja dan sebagai motivasi bagi pelaksnaan di waktu yang akan datang.
8.      Perencanaan dan pengembangan karir, yang mencakup transfer, penguasaan kembali, pemecatan, pemberhentian, atau pension.
Perencanaan Sumber Daya Manusia               
          Suatu organisasi tidak dapat menunggu untuk mendapatkan orang-orang yang cakap seperti yang organisasi butuhkan untuk mengisi posisi tertentu. Organisasi harus berusaha untuk merencanakan kebutuhan dimasa yang akan datang dan memutuskan dimana akan menemukan orang-orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan itu. Ini memerlukan perencanaan personalia yang mencakup semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia: 1) penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang di butuhkan, 2) pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada, dan 3) pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Penarikan Personalia
        Penarikan (recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi. Penarikan menyangkut usaha untuk memperoleh karyawan dalam jumlah yang tepat dengan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan-jabatan yang tersedia.
Metode-metode yang digunakan untuk menarik personalia bervariasi dengan perbedaan karyawan, dalam industri yang berbeda dan dalam lokasi yang berbeda. Banyak manajer menunggu secara pasif para pelamar yang datang kepadanya. Banyak manajer lainnya mempergunakan pendekatan lebih agresif dalam pencarian karyawan potensial. Metode-metoe penarikan yang biasa digunakan meliputi : pengiklanan, leasing (penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja (employee referrals), penarikan lewat tenaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan computer.
Seleksi Personalia
        Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.[11] Tenaga-tenaga kerja yang tersedia dari berbagai macam sumber pegawai itu belum tentu cocok dengan tenaga yang dibutuhkan oleh perusahaan. Karenanya seleksi pegawai harus dilaksanakan, agar benar-benar pegawai yang diterima bekerja dalam perusahaan adalah pegawai-pegawai yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang dipangkunya.[12] Pada umumnya proses seleksi pegawai itu adalah sebagai berikut :
1.      Wawancara pendahuluan.
2.      Pengumpulan data-data  pribadi (biografis).
3.      Pengujian (tasting).
4.      Wawancara yang lebih mendalam.
5.      Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
6.      Pemeriksaan kesehatan.
7.      Keputusan pribadi.
8.      Orientasi jabatan.
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor lain mungkin juga berpengaruh dalam kondisi tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari dalam diri karyawan potensial. Beberapa faktor tersebut adalah :
1.      Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukan apa yang telah dilakukan seseorang diwaktu yang lalu.
2.      Bakat dan minat, (aptitude and intersest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas/ kemampuan seseorang.
3.      Sikap dan kebutuhan, (attitudes anitds), untuk meramalkan  tanggung jawab dan wewenang seseorang.
4.      Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulative, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.
5.      Keterampilan dan kemampuan tekhnik, untuk menilai kemampuan dalam melaksanakan aspek-aspek tekhnik pekerjaan.
6.      Kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.
Orientasi Karyawan Baru
        Setelah diseleksi, karyawan ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan pada organisasi melalui berbagai bentuk orientasi. Proses ini merupakan proses yang penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan penyebab frustasi bagi karyawan baru, proses orientasi perlu dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Proses ini dapat merupakan pengenalan sederhana dengan para karyawan lama, tapi juga dapat merupakan proses panjang, yang meliputi pemberian informasi mengenai kebijakan-kebijakan personalia (kondisi kerja, upah,) dan jaminan sosial, prosedur-prosedur kerja, gambaran umum sejarah dan sifat perusahaan, dan manfaat-manfaat yang diperoleh karyawan-karyawan baru. Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan lama terhadap masuknya karyawan baru tersebut, disamping kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses organisasi. Bila tahap seleksi tidak melakukan kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak akan mengalami kesulitan.
Latihan dan Pengembangan Karyawan.
       Karyawan-karyawan baru biasanya telah mempunyai pendidikan dan latihan dasar yang dibutuhkan. Mereka adalah produk dari suatu system pendidikan dan pengalaman yang telah memberikan kepada mereka suatu tingkat kemampuan dan kecakan tertentu. Para manajer harus mulai denagn tingakt kemampuan dan kecakapan karyawan sekarang atas dasar hal tersebut membuat karyawan menjadi lebih produktif.
Tujuan latihan dan pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Peningkatan efektifitas kerja dapat dilakukan dengan latihan (training) dan/atau pengembangan (development). Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan ktranpilan-ketrampilan dan tekhnik-tekhnik pelaksanaa pekerjaaan tertentu, terperinci dan rutin. Pengembngan mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam pengembngan dan peningkatan kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian
Metoda-metoda Latihan dan Pengembangan
       Ada banyak metoda yang dapat digunakan bagi pengembangan karyawan. Tetapi pada umumnya, karyawan dikembangkan dengan metoda “on the job” dan “off the job”.
Metoda-metoda “on the job”, yang biasa digunakan adalah 1) Coaching, dimana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka, 2) planned progression atau pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang ditentukan melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda, 3) rotasi jabatan atau pemindahan karyawan melalui jabatan-jabatan yang bermacam-macam dan berbeda-beda, 4) penugasan sementara, dimana bawahan ditempatkan pada posisi manajemen tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan, dan 5) sistem-sistem penilaian prestasi formal.
Metoda-metoda “off the job”. Pengembangan “off the job” dilakukan dengan 1) program-program pengembangan eksekutif di unversitas-universitas atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya, dimana para manajer berpartisipasi dalam program-program yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus, simulasi dan metoda-metoda pengajaran lainnya, 2) latihan laboratorium, dimana seseorang belajar menjadi lebih sensitive (peka) terhadap orang lain, lingkungan, dan sebagainya, dan 3) pengembangan organisasi, yang menekankan perubahan, pertumbuhan, dan pengembangan keseluruhan organisasi.
Pengembangan Kompensasi kepada Karyawan
      Kompensai adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Bagi manajemen, masalah kompensasi karyawan mungkin merupakan masalah personalia yang membingungkan dan paling sulit. Walaupun pengupahan harus mempunyai dasar yang logic dan dapat dipertahankan, hal ini mencakup banyak faktor-faktor emosional dari sudut pandangan para karyawan.[13]      

IV.             KESIMPULAN

Personalia ialah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Tujuan personalia untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Tujuan yang telah di tentukan ini tidak lain adalah lembaga atau badan usaha.
Prinsip personalia dalam organisasi salah satunya yaitu: memiliki tujuan yang jelas, adanya kesatuan perintah, adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab anggota.
Proses-proses penyusunan personalia ini mencakup: perencanaan sumber daya manusia, penarikan, seleksi, pengenalan dan orientasi, latihan dan pengembangan, penilaian pelaksanaan kerja, pemberian balas jasa dan penghargaan, perencanaan dan pengembangan karier.


V.                PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat, kami mohon maaf apabila didalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Karena kesempurnaan hanya milik-Nya, dan saya hanyalah manusia yang tidak pernah luput dari kekurangan dan kesalahan.















[2] Prof. DR.H. Abdurrahmat Fathoni, M.Si. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2006, hlm. 10
[3] Prof. Dr. Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, hlm. 108
[5] M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963, hlm 22
[6] Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung: Tarsito, 1986, hlm. 16-17.

[7] William Herbert Newman, Administrative Action, New York: Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs, 1957.
[8] M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1963, hlm. 23.
[9] E. Mulyasa, MBS: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Rosdakarya, 2005, hlm. 20-21.

[10] Drs. Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009)hlm. 22
[11] T. Hani Handoko. Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2009, hlm. 234-240                   
[12] Drs. M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Pustaka Saadiyah, 1981, hlm. 126
[13] T. Hani Handoko. Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2009, hlm. 241-245