Organization

Manajemen Kesiswaan



I.       PENDAHULUAN
Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal.
Siswa merupakan aset, umat dan bangsa, secara prinsipil pembinaannya ditaklifkan pada kedua orang tua, karena sesuatu dan lain hal maka wewenang itu dilimpahkan kepada para pendidik. Lembaga pendidikan (top manager) sebagai pelaku dan pengemban amanah Allah dan umat dituntut memberikan proses terbaik hingga mengeluarkan (out put) yang dapat memenuhi kebutuhan tripusat pendidikan.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana pengertian dan konsep manajemen kesiswaan?
B.     Apa tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan?
C.     Apa saja prinsip manajemen kesiswaan?
D.    Bagaimana ruang lingkup dari manajemen kesiswaan?
E.     Bagaimana tahapan atau pross manajemen kesiswaan?

III. PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan konsep manajemen kesiswaan
      Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.[1]
Sedang Manajemen kesiswaan menurut Ary Gunawan adalah sebagai suatu proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.[2]
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional dalam pengelolaan sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Konsep manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kesiswaan. Dalam pengertian manajemen terdapat dua kegiatan, yaitu pikir (mind) dan kegiatan tingkah laku (action). Manajemen kesiswaan pendidikan Islam merupakan suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, serta layanan sistem di kelas dan di luar kelas.[3]

B.     Tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2.      Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3.      Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4.      Dengan dipenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus dan kemampuan lainnya.
2.      Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk sosial.
3.      Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4.      Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia tidak akan memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya.[4]

C.    Prinsip-prinsip manajemen kesiswaan
Ada 4 prinsip dasar manajemen kesiswaan, yaitu:
1.      Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan objek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2.      Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3.      Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4.      Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.[5]
Menurut Dr. Eka Prihatin, M. Pd., prinsip adalah suatu pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan tugasnya. Prinsip manajemen peserta didik adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan pengelolaan peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.      Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan. Penempatan manajemen peserta didik ditempatkan pada kerangka manajemen sekolah, tidak boleh ditempatkan diluar sistem sekolah.
2.      Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban visi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
3.      Kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya bakat perbedaan. Perbedaan diantara peserta didik tidak diarahkan pada konflik diantara mereka, akan tetapi justru untuk mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
4.      Kegiatan manajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik, disini diperlukan kerjasama yang baik dan harmonis antara pembimbing dan yang di bimbing.
5.      Kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan mengacu kemandirian peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak untuk tidak selalu tergantung pada orang lain, dan dapat melakukan segala kegiatan secara mandiri. Hal itu sangat bermanfaat bagi peserta didik baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
6.      Segala kegiatan yang diupayakan oleh manajemen peserta didik harus bersifat fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa depannya.[6]
D.    Ruang lingkup manajemen kesiswaan
Tahapan atau proses manajemen kesiswaan meliputi 4 kegiatan yaitu penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan, dan pembinan disiplin serta monitoring.
1.      Penerimaan siswa baru pada penerimaan siswa baru paling tidak ada satu langkah yaitu perencanaan kesiswaan. Dalam perencanan kesiswaan meliput :
a.       Sensus sekolah
Sesnsus sekolah adalah : pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa.
b.      Penentuan jumlah siswa yang diterima
Berapa jumlah calon siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat tergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia.
2.      Orientasi siswa baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunakan adalah “ masa orientasi siswa baru” (MOS). Tujuan orientasi siswa baru yaitu, pengenalan bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan sekolah, antara lain meliputi tata tertib, kondisi siswa, serta pengenalanpeljaran yang akan dihadapi ini dimaksudkan agar siswananti tidak akan mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.
3.      Pengelolaan proses pembelajaran
Proses pembelejaran merupakan kegiatan utama disekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif sesuai engan, karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru an kondisi nyata sumberdaya yang tersedia di sekolah.
Starategi pembelajaran dapat dibagi menjadi 3:
a.       Strategi pembelajaran Quantum learning and teaching
Quantum learning adalah cara pengubahan bermacam-macam interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada didalam dan disekitar momen belajar
Quantum teaching berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan membosankan kedalam suasana belajar yang yang meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi satu kesatuan kekuatan yang integral.
b.      Strategi pembelajaran koopratif (cooperative learning )
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar-siswa dalam kelompok untuk mncapai tujuan.
c.       Strategi pembelajaran pendekatan teknologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran adalah pengembangan, penerapan, dan evaluasi sistem teknik dan alat dengan tujuan untuk meningkatkan proses belajar bagi siswa.
4.      Bimbingan dan disiplin siswa
Sekolah sebagai lembaga yang mengembangkan proses pembelajaran dengan tujuan mengembangkan pengetahuan siswa, kepribadian, aspek sosial, emosional, ketrampilan-ketrampilan, juga bertanggung jawab memberikan bimbingan dan bantuan tehadap peserta didik yang bermasalah, baik dalam belajaar, emosional, maupun sosial sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
5.      Pengelolaan aktivits siswa
Dalam hal ini pengelolaan aktivitas siswa diartikan sebagai usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan terhadap pola pikir, sikap mentl, perilaku serta minat, bakat, dan ketrampilan para peserta didik melalui program ekstra kulikuler dalam mndukung keberhasilan orogram kulikuler.[7] 
E.     Tahapan atau proses manajemen kesiswaan
1.      Perencanaan
a.       Analisis kebutuhan: disesuaikan dengan kebutuhan dan daya tampung disekolah dan daya tampung kelas dalam menerima siswa baru
b.      Rencana rekruitmen : penentuan jumlah siswa yang akan diterima
c.       Rencana dan model pembinaan
2.      Pengorganisasian
a.       Kepanitiaan : membentuk panitia penerimaan siswa baru
b.      Tim : tim atau anggota yang telah dipilih oleh kepala sekolah
c.       Koordinator : penanggung jawab adalah kepala sekolah
3.      Pelaksanaan
a.       Rekruitmen dan seleksi : seleksi tes murid yang masuk
b.      Penempatan ; penempatan dan penentuan ruang kelas
c.       Orientasi : pengenalan sekolah atau MOS
d.      Pembinaan dan pengembangan : pembinaan tentang tata tertib yang ada
4.      Kontrol
a.       Pengawasan dan penilaian : penilaian selama menjadi siswa oleh guru
b.      Kelulusan :kelulusan  siswa dinilai dari hasil belajar selama menjadi siswa
c.       Remidi  : apabila ada nilai yang tidak memenuhi standard maka dilakukan pengulangan atau perbaikan nilai yang sering disebut dengan (remidi).

IV. KESIMPULAN
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan pendidikan Islam merupakan suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, serta layanan sistem di kelas dan di luar kelas.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin.
Prinsip manajemen peserta didik adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan pengelolaan peserta didik. Diantara prinsip dasar manajemen kesiswaan yaitu : Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan objek,karena keberagaman kondisi siswa sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal, Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan, Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
Tahapan manajemen kesiswaan meliputi :penerimaan siswa baru, pengelolaan proses pembelajaran, bimbingan dan disiplin siswa dan pengelolaan aktivitas siswa.

V.    PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa karya tulis ini belum sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca . Amin.




[1] Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2007). Hlm.46
[2] Sri Minarti. Manajemen sekolah. (jakarta :ar ruz media. 2011).hlm:159
[3] Sulistyorini, M. Pd., Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras,  2009), hlm.99
[4] Dr. Eka Prihatin, M. Pd., Manajemen  Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 9-10
[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, (1999), hlm:. 87
[6] Dr. Eka Prihatin, M. Pd., Manajemen  Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.11
[7] Sri Minarti. Manajemen sekolah. (jakarta :ar ruz media. 2011).hlm:160-202