I.
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan, manajemen dapat diartikan
sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.[1]Di
dalam manajemen pendidikan diperlukan adanya sebuah perencanaan,
pengorganisasian, dan kepemimpinan.
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasi. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi
organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.
Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai sebelum melakukan proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat. Perencanaan selalu
ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi
dan firasat (dugaan).
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana
pengertian dan konsep perencanaan?
B.
Apa
saja pendekatan dalam perencanaan manajemen pendidikan?
C.
Apa
saja jenis-jenis perencanaan?
D.
Bagaimana
langkah-langkah merancang rencana?
E.
Bagaimana
langkah-langkah mengevaluasi rencana?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Konsep Perencanaan
Perencanaan
menurut Bahanuddin, dkk. (2002) adalah suatu kegiatan yang sistematis mengenai
apa yang akan di capai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah,
metode-metode, pelaksanaan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan. Sondan P Siagian (1986) menjelaskan bahwa
perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
terhadap hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan Roger A Kauffman (1972)
mengartikan perencanaan sebagai proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu seefisien mungkin[2]. Perencanaan
adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan,
kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam
rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien.[3]
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
rangkaian kegiatan yang diambil untuk melakukan tindakan pada masa yang akan
datang.
perencanaan
(planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut
apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana, dan siapa yang
akan melakukannya. Unsur pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam
perencanaan, yaitu proses mengembangkan dan memilih langkah langkah yang akan
diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam organisasi. Pimpinan harus
mengambil keputusan tentang ramalan-ramalan situasi yang akan terjadi di masa
datang. Mereka harus memutuskan sasaran yang akan dicapai, menganalisis sumber
daya yang dimiliki organisasi, bagaimana mengaplikasikannya dalam rangka
mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini diperlukan sikap fleksibilitas dalam
menghadapi perubahan.[4]
Dalam
konteks pengorganisasian, konsep perencanaan ialah sebagai berikut:
1.
Berhubungan
dengan masa depan
2.
Persiapan
3.
Seperangkat
kegiatan
4.
Proses
yang sistematis
5.
Hasil
serta tujuan tertentu
1.
Pendekatan
Permintaan Masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu
pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan.
Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang
akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase
penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih
tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.
2.
Pendekatan
ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi
kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan
mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional
untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan
jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan
pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat
proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan,
memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output
sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam
rencana.
3.
Pendekatan
nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi
di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini
dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai
dengan hasil, keuntungan, dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini
bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang
pendidikan
C.
Jenis-jenis Perencanaan
Nanang Fattah membagi jenis-jenis
perencanaan kedalam 3 bagian, yaitu:[6]
1.
Menurut
Besarannya
a.
Perencanaan
makro, adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan
ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara mencapai tujuan itu pada
tingkat nasional.
b.
Perencanaan
meso, kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tigkat makro kemudian dijabarkan
kedalam program-program yang berskala kecil. Pada tingkatan ini perencanaan
sudah lebih bersifat operasional.
c.
Perencanaan
mikro, adaah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan penjabaran
dari perencanaan tingkat meso.
2.
Menurut
Tingkatannya
a.
Perencanaan
strategik (Rensta), adalah konfigurasi tentang hasil yang diharapkan
tercapai masa depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan ruang lingkup,
hasil persaingan, target, dan penataan sumber-sumber.
b.
Perencanaan
koordinatif (Managerial), perencanaan ini ditujukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang ditetapkan itu dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
c.
Perencanaan
operasional, perencanaan ini memusatkan perhatian pada yang akan dikerjakan
pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari suatu rencana strategi.
3.
Menurut
Waktu
a.
Perencanaan
jangka pendek, adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk
dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun.
b.
Perencanaan
jangka menengah, merupakan penjabaran dari perencanaan jangka pendek yang
mencakup kurun waktu 5-10 tahun.
c.
Perencanaan
jangka panjang, perencanaan ini meliputi cakupan waktu diatas 10-25 tahun.
D.
Langkah-langkah Perencanaan
M Rifa’i ( 1987 ) mengemukakan 2
tahapan dalam proses perencanaan, yaitu:[7]
1.
Tahapan
Persiapan
Dalam tahap ini ada 3 bagian, antara lain yaitu:
a.
Pengumpulan
data, yaitu mengumpulkan
keterangan-keterangan tentang apa yang sekarang dikerjakan, bagaimana dan siapa
yang mengerjakannya, kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi, dan kekurangan-kekurangan
apa yang terdapat dibidang material, personil, dan sebagainya
b.
Analisa
data, yaitu membandingkan data-data yang
sudah didapat untuk mengetahui sebab-sebab dari kesulitan dan hambatan yang
sekarang dirasakan.
c.
Mengadakan
forecasting, dari analisis data dilakukan seleksi faktor manakah yang
paling dominan nanti, dan bagaimana situasi yang akan berkembang.
2.
Tahapan
Penyusunan
a.
Perumusan
tujuan, terlebh dulu merumuskan tujuan
secara umum yang menggambarkan tujuan akhir yang akan dicapai, baru kemudian
merumuskan tujuan-tujuan khusus secara terperinci dan disusun secara hirarkis yang
nantinya akan memudahkan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b.
Penentuan
cara atau metode kerja, dalam
menentukan metode harus disesuaikan dengan syarat-syarat, misalnya syarat
waktu, tenaga personil yang tersedia. Karena metode dengan syarat saling
mempengaruhi dan sukar untuk dipisahkan.
c.
Menyusun
dan menuangkan renana dalam suatu bentuk atau wadah, jika sudah terkempul semua bahan-bahan mengenai tujuan yang akan
dicapai, dan lain-lain, maka disusunlah semua itu dalam suatu bentuk yang
sistematis.
E.
Langkah-langkah Mengevaluasi Rencana
Selama rencana dilaksanakan, perlu
ditetapkan mekanisme evaluasi tentang kemajuan yang dicapai serta menditeksi
deviasi atau penyimpangan. Proses evaluasi dilaksanakan secara kontinuitas
(berkesinambungan), sedang pelaporan dapat dilaksanakan secara berkala.
Evaluasi mempunyai dua makna, yaitu:
1.
Memberikan
gambaran tentang kelemahan rencana. Informasi ini dipakai sebagai bahan revisi
rencana awal, sehingga dalam sisa periode rencana tersebut, kesalahan dapat
diperbaiki.
2.
Sebagai
bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat perencanaan ulang.[8]
IV.
KESIMPULAN
perencanaan (planning) adalah proses pengambilan
keputusan yang menyangkut apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan,
bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Dalam
perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat
perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyartakat, pendekatan ketenaga
kerjaan, pendekatan nilai imbalan.
Jenis-jenis perencanaan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: menurut besarannya ( perencanaan makro,
meso, dan mikro ), berdasarkan tingkatannya ( renstra, managerial, operasional
), menurut waktunya ( perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang ). Langkah-langkah merancang rencana ada dua tahapan yaitu tahap persiapan
dan tahap penyusunan.
Selama rencana dilaksanakan, perlu
ditetapkan mekanisme evaluasi tentang kemajuan yang dicapai serta menditeksi
deviasi atau penyimpangan. Proses evaluasi dilaksanakan secara kontinuitas
(berkesinambungan), sedang pelaporan dapat dilaksanakan secara berkala.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat.
Adapun makalah ini jauh dari kesempurnaan
itu karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik selalu kami
harapkan, dan semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan kita
mengenai perencanaan dalam manajemen
pendidikan dan
semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi kita semua pada
umumnya. Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta,
2010.
M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, Lombok: Holistika,
2012
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: ar ruzz Media, 2010
Prihatin,
Eka, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011..
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
[1] Prof. DR. Made Pidarta, Manajemen
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 6.
[2] M. Sobry
Sutikno, Manajemen Pendidikan, ( Lombok: Holistika, 2012), hlm.21
[4] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik
(Bandung:Alfabeta, 2011),hlm 15-16
[6]
M. Sobry
Sutikno, Manajemen Pendidikan, ( Lombok: Holistika, 2012), hlm.27-30
[7]
M. Sobry
Sutikno, Manajemen Pendidikan, ( Lombok: Holistika, 2012), hlm.25-26
[8]
Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta:Rineka
Cipta, 2010), hlm 17-18